Asta Tinggi
merupakan tempat pemakaman Raja-raja Sumenep dan kerabatnya. Kompleks pemakaman
tersebut terletak di desa kebunangung 2,5 kilo meter arah barat laut kota
Sumenep. Berada di daratan tinggi sehingga disebut Asta tinggi. Menurut
prasasti yang ada dituliskan bahwa, pembangunan kompleks pemakaman mulai
berdiri tahun 1644 M. Empat tahun sebelum penjajah Belanda Masuk ke Wilayah
Madura. Saat itu kadipaten sumenep masa trasisi kepemimpinan dari Raden
Cakranegara I ke Raden Yudonegoro. Bangunan terdiri dari satu gapura utama dan
dan gapura dalam yang memiliki corak arsitektur Jawa, China dan Timur Tengah.
Di dalam kompleks pemakaman terdapat mesjid, cukup makam yang didalamnya
terdapat makam para raja-raja Sumenep dan Kerabatnya.
Mesjid Agung Sumenep
Mesjid Agung Sumenep
merupakan salah satu fasilitas bangunan Kraton Sumenep. Terletak di pusat kota
tepatnya diseberang jalan alun-alun Sumenep. Menurut catatan sejarah
pembangunan Mesjid Agung Sumenep dimulai pada tahun 1799 M dan selesai tahun
1787 M saat pemerintahan Penambahan Sumolo. Arsitek perancang pembangunan
Mesjid Agung Sumenep adalah seorang China yang datang dan menetap di sumenep.
Mesjid ini merupakan salah satu dari sepuluh mesjid tertua di indonesia. Mesjid
Agung Sumenep kini masih nampak megah indah. Karena pengaruh berbagai budaya, Mesjid
Agung Sumenep memiliki gaya arsitektur yang khas sebagai perpaduan antara
budaya islam, Eropa dan China.
Taman Sare
Taman Sare merupakan
bangutaman bangunan fasilitas Kraton Sumenep yang didalamnya tedapat taman
bunga. Airnya mengalir melewati kanal-kanal yang mengelilingi sisi kanan dan
kiri kolam. Pada bagian depan kolam terdapat tempat pemandian yang cukup luas
terisi air yang cukup dalam dan nampak jernih. Pola irigasi taman pemandian
dibuat sedemikian rupa sehingga air bisa terus mengalir dari sumber menuju
tempat pembuangan. Untuk turun ke dasar kolam terdapat anak tangga yang
berbentuk trap tera sering. Ditengah taman sare terdapat pelataran yang
ditumbuhi pohon perdu yang nampak indah. Bangunan berbentuk joglo dengan ukuran
yang tidak terlalu besar bagian tempat yang nyaman untuk bersantai di Taman
Sare.
Labeng Mesem
Gerbang Labeng Mesem
merupakan pintu masuk menuju Keraton Sumenep. Pintu gerbang yang dilengkapi
dengan atap bersusun tiga berbentuk limas memberikan corak Arsitektur Jawa.
Bagian depan berupa bangunan dengan pintu masuknya berbentuk lekung memberikan
corak arsitektur Timur Tengah. Sedangkan bagian atas berbentuk segitiga yang
dihiasi profil-profil memberikan corak bangunan Eropa
Musium Sumenep
Musium Sumenep berlokasi
di depan Kraton Sumenep, berjarak hanya beberapa meter dari bangunan utama
keraton. Musium yang sering dikunjungi oleh para pelajar ini mengoleksi
beberapa benda yang memiliki nilai historis yang berkaitan dengan tata kehiupan
masyarakat Sumenep. Beberapa benda bersejarah koleksi musium Sumenep yang
menarik baggi wisatawan diantaranya :
Kereta Keraton, alat transportasi kono buatan abad 18 ini merupakan
satu-satunya daraan yang kendaraan yang dipakai oleh para punggawa dan
bangsawan keraton saat berkunjung ke daerah-daerah kekuasaanya. Kereta yang
dihiasi oleh beberapa aksesoris tersebut ditarik oleh dua kuda pilihan sehingga
larinya kencang dan bisa dinaiki oleh beberapa orang. Benda-benda antik dari
keramik buatan China zaman dinasti Ming. Benda-benda yang dikeramatkan seperti
keris, tombak, pedang, meriam kuno, dll. Naskah-naskah kuno. Peralatan
pertanian kuno. Prasasti, Arca dll. Musuim Sumenep buka setiap hari mulai pukul
08.00 – 16.00 kecuali hari senin biasanya libur. Benda-benda yang disimpan di
Musium Sumenep sebagian besar merupakan peninggalan para Bangsawan Sumenep
Keraton Sumenep
Keraton sumenep
dibangun Tahun 1780 di Desa Pajagalan pada era Pemerintahan Sumolo. Namun
menurut babat sumenep Keraton Sumenep dibangun Tahun 1764 M. Arsitek yang
merancang bangunan keraton adalah seorang etnis China bernama Lauw Piango, cucu
Lauw Khunting, salah satu dari enam orang China yang datang dan menetap di
sumenep. Keraton sumenep saat ini masih berdiri kokoh memiliki ciri arsitektur
Jawa, Islam, Belanda, dan China. Sejarah Pemerintahan Sumenep diawali oleh
Adipati Arya Wiraraja. Dengan masuknya Agama Islam, Penjajah Belanda dan
Orang-orang China turut mempengaruhi model Arsitektur Keraton.
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Subscription
Search this blog
Blogger templates
Popular Posts
-
Sumenep merupakan salah satu dari tujuan wisata Indonesia yang menarik untuk dikunjungi sehingga sangat tepat sebagai pilihan kunjunga...
-
Bukti Sejarah Menurut Prasasti Prasasti sarwadharma dari Raja Kertanegara di Desa Penampihan ler...
-
Berdirinya Kabupaten Sumenep mengacu pada Pelantikan Arya Wiraraja sebagai Adipati Sumenep yang pertama. Artinya sebelum Arya Wiraraja...
-
Gerbang Labeng Mesem merupakan pintu masuk menuju Keraton Sumenep. Pintu gerbang yang dilengkapi dengan atap bersusun tiga berbentuk li...
-
Mesjid Agung Sumenep merupakan salah satu fasilitas bangunan Kraton Sumenep. Terletak di pusat kota tepatnya diseberang jalan alun-alun...
-
Prasasti sarwadharma dari Raja Kertanegara di Desa Penampihan lereng barat Gunung Wilis kediri....
-
Keraton Sumenep Keraton sumenep dibangun Tahun 1780 di Desa Pajagalan pada era Pemerintahan Sumolo. Namun menurut babat sumenep Kerato...
-
Keraton sumenep dibangun Tahun 1780 di Desa Pajagalan pada era Pemerintahan Sumolo. Namun menurut babat sumenep Keraton Sumenep diban...
-
Asta Tinggi merupakan tempat pemakaman Raja-raja Sumenep dan kerabatnya. Kompleks pemakaman tersebut terletak di desa kebunangung 2,5 k...
-
Musium Sumenep berlokasi di depan Kraton Sumenep, berjarak hanya beberapa meter dari bangunan utama keraton. Musium yang sering dikunju...
Mengenai Saya
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.